Hari Bersejarah bulan Muharram untuk semuanya
HARI ASYURA DI BULAN MUHARRAM
Bulan Muharram adalah bulan yang istimewa, menyimpan banyak makna yang patut ditafakkuri dan ditadabburi. Muharram tidak saja menandai awal tahun menurut penanggalan Islam, namun di dalamnya juga tersimpan hari mulia "Asyura" yang mencatat sejarah penting dan senantiasa dikenang dan diperingati sepanjang zaman oleh kaum Mukminin al :
*
Hari Asyura dikenang sebagai hari dimana Allah menyelamatkan Nabi Nuh a.s. dari bencana banjir dan menenggelamkan musuh-musuh-Nya.
*
Asyura juga dikenang sebagai hari Allah menyelamatkan Musa a.s. dari kejaran Fir'aun dan tentaranya. Itulah sebabnya umat Yahudi dan umat Nasrani mengagungkan hari ini.
*
Nabi Nuh dan Musa diriwayatkan melakukan puasa pada hari ini sebagai ekpresi syukur kepada Allah atas kemenangan yang diberikan kepadanya.
*
Umat Yahudi melakukan puasa pada hari Asyura dan menjadikannya sebagai hari raya. Konon kaum Quraish di masa jahiliyah juga melakukan puasa pada hari Asyura dan mereka menjadikannya hari keramat dimana pada hari itu mereka menjalankan tradisi mengganti kiswah Ka'bah.
*
Ketika Rasulullah berhijrah, beliau mendapati penduduk kota Madinah melakukan puasa pada hari Asyura. Seorang Yahudi mengatakan kepada Rasulullah bahwa Asyura adalah hari agung dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari ancaman musuhnya, sehingga Musa berpuasa pada hari itu, Rasulullah pun menjawab "Aku lebih berhak atas Musa dari kalian"(Sahihain), lalu beliau berpuasa dan memerintahkan umatnya berpuasa.
*
Pada masa awal Islam, puasa Asyura adalah wajib bagi setiap muslim hingga turun ayat yang mewajibkan puasa bulan Ramadhan. Di mata Rasulullah s.a.w. hari Asyura begitu istimewa, beliau senantiasa melaksanakan puasa pada hari ini dan memerintahkan umatnya berpuasa demi rasa solidaritasnya kepada saudara seperjuangannya Nuh dan Musa a.s., bahkan pada tahun terakhir kehidupan Rasulullah beliau bersabda "Insya Allah tahun depan saya juga akan berpuasa" (Ashab Sunan) namun ajal telah menjemput beliau sebelum sempat menyempurnakan tahun itu.
*
Asyura bagi umat Islam juga menampilkan kilas balik tragedi Karbala yang telah merenggut kedua cucu tercinta Rasulullah s.a.w, Hasan r.a. dan Husain r.a.. Lebih dari itu Karbala adalah tragedi yang menyadarkan kita betapa anarkisme, kekerasan dan tindakan tidak berperikemanusiaan telah menjadi noktah hitam sejarah umat Islam yang tidak akan pernah layak untuk terulang kembali.
*
Masyarakat kita juga banyak menjalankan beberapa tradisi beragam berkaitan dengan hari Asyura. Ini menandakan betapa mengakarnya hari Asyura dalam tradisi dan budaya sebagian masyarakat kita.
Manakala datang tahun baru hijriyah, yaitu bulan al-Muharram, pada bulan ini kita telah berpisah dengan tahun sebelumnya dan akan menyambut tahun yang akan datang, tahun yang baru, maka apakah yang telah kita tinggalkan dari sekian amal perbuatan untuk tahun kemarin? Dan dengan apa kita akan menyambut tahun yang baru ini?? Apakah bulan ini memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri? apakah ada amalan yang harus dilakukan oleh setiap muslim pada bulan tersebut sebagai upaya untuk menghidupkan as-Sunnah dan upaya untuk memperoleh pahala serta kebaikan bagi orang yang mengajak kepada tujuan agama.
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’ala, kami memuji-Nya, mohon pertolongan-Nya dan minta ampunan-Nya, kamipun berlindung kepada-Nya dari kejelekan diri dan keburukan amal kami. Barangsiapa yang Allah Subhaanahu wa Ta’ala berikan petunjuk kepadanya, niscaya tak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang telah Allah Subhaanahu wa Ta’ala sesatkan, niscaya tak akan ada seorangpun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.
Dan saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak untuk disembah melainkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala semata tiada sekutu bagi-Nya, dan saya berkasi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya
Selanjutnya, pada dasarnya adanya pergantian malam dan siang, bulan serta tahun terdapat hikmah dan pelajaran yang agung bagi setiap orang yang mau berfikir. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya:
”Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (QS. an-Nur: 44)
Oleh karenanya sudah merupakan keharusan bagi setiap muslim agar dia senantiasa interopeksi diri setiap saat dan setiap waktu sehingga dia tetap bisa istiqamah dan terjaga dalam beragama atas dasar pemahaman yang benar dan lurus dan tidak salah sangka terhadap dirinya dengan mengganggap telah berbuat sebaik-baiknya padahal tidak demikian. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. “ (QS al-Kahfi: 104).
Demikian halnya, manakala datang tahun baru hijriyah, yaitu bulan al-Muharram, pada bulan ini kita telah berpisah dengan tahun sebelumnya dan akan menyambut tahun yang akan datang, tahun yang baru, maka apakah yang telah kita tinggalkan dari sekian amal perbuatan untuk tahun kemarin? Dan dengan apa kita akan menyambut tahun yang baru ini?? Apakah bulan ini memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri? apakah ada amalan yang harus dilakukan oleh setiap muslim pada bulan tersebut sebagai upaya untuk menghidupkan as-Sunnah dan upaya untuk memperoleh pahala serta kebaikan bagi orang yang mengajak kepada tujuan agama.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang mengajak kepada suatu petunjuk maka ia akanmemperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dan tidaklah mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (HR. Muslim)
Keutamaan Bulan Muharram
Pada asalnya hari dan bulan memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah Subhaanahu wa Ta’ala, kecuali yang diistimewakan dari hari dan bulan selainnya berdarkan dalil-dali yang otentik, baik dari al-Qur’an ataupun as-Sunnah yang shahih.
Dan termasuk bulan yang mulia di antara bulan-bulan yang ada adalah bulan Muharram. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (QS. at-Taubah: 36)
Dan di dalam hadits yang shahih Rasulullah bersabda: “……….Di dalam satu tahun ada dua belas bulan dan di antaranya terdapat empat bulan yang mulia, tiga di antaranya berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, dan Rajab yang berada di antara bulan Jumada dan Sya’ban.” (HR. al-Bukhari, no. 2958 dari Abu Bakrah).
Dari ayat dan hadits di atas telah menunjukkan kemuliaan bulan tersebut di sisi Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan penamaan Muharram merupakan penguat atas keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Dan di antara keutamaan yang terkandung di bulan Muharram adalah sebagai berikut:
Dosa yang dilakukan pada bulan-bulan yang dimuliakan tersebut lebih dahsyat dari bulan-bulan selainnya. Dan begitu juga sebaliknya bahwa pahala amal shalih begitu besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Janganlah kalian mendzalimi diri-diri kalian di dalamnya -bulan-bulan tersebut-(QS. at-Taubah: 36)
Berkata Ibnu Katsir: “Di bulan-bulan yang Allah tetapkan di dalam setahun kemudian Allah khususkan dari bulan-bulan tersebut empat bulan, yang Allah menjadikan sebagai bulan-bulan yang mulia dan mengagungkan kemulyaaannya, dan menetapkan perbuatan dosa di dalamnya sangat besar, begitu pula dengan amal shalih pahalanya begitu besar.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada QS. at-Taubah:36)
Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnya berpuasa pada tanggal 10 Muharram (puasa ‘Asyura).
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram.” (HR. Muslim) dan di dalam hadits yang lain beliau juga bersabda, “Puasa ‘Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim).
Ibnu Abbas berkata. “Tidaklah aku melihat Rasulullah lebih menjaga puasa pada hari yang diutamakannya dari hari yang lain kecuali hari ini, yaitu ‘Asyura.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib).
Amalan Yang Dianjurkan
Bertolak dari keutamaan yang terkandung di dalam bulan Muharram, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kaum Muslimin dalam menyambut bulan yang mulia ini.
Dan diantara amalan yang dianjurkan dalam bulan Muharram adalah sebagai berikut:
A) Tidak berbuat dzalim pada bulan ini, baik yang kecil maupun yang besar.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “…maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya). Dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)
B) Berpuasa ‘Asyura (10 Muharram)
Diperintahkannya puasa ‘Asyura karena didalamnya terkandung sekian keutamaan. Imam an-Nawawiy berkata, “Puasa hari ‘Asyura dapat menghapuskan seluruh dosa-dosa kecil selain dosa-dosa besar dan sebagai kafarrah dosa satu tahun.” (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, juz. 6). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dihapuskan dosa-dosa dengan thaharah, shalat, puasa di bulan Ramadhan, puasa hari ‘Arafah, dan puasa hari ‘Asyura, semuanya untuk dosa-dosa yang kecil.”(Lihat. Al-Fatawa al-Kubra, juz. 5)
Disukai puasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan Tasu’a (9 Muharram) untuk menyelisi orang-orang Yahudi dan Nashrani.
Ibnu Abbas berkata, “Ketika Rasulullah berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa, mereka berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani, maka Rasulullah bersabda, “Maka apabila datang tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari ke sembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Tidaklah datang tahun berikutnya sampai Rasulullah wafat.”(HR. Muslim, no. 1916)
Berkaitan dengan puasa 'Asyura secara khusus, maka ada beberapa cara dalam pelaksanaannya, di antaranya:
1. Berpuasa selama tiga hari, 9, 10 dan 11 Muharram.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas, "Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum dan sehari setelahnya."
Ibnu Hajar di dalam Fath al-Baari, 4/246 juga mengisyaratkan keutamaan cara ini. Dan termasuk yang memilih pendapat puasa tiga hari tersebut adalah Imam asy-Syaukani (Nail al-Authar, 4/245)
Namun maryolitas ulama yang memilih cara seperti ini adalah dimaksudkan untuk lebih hati-hati. Sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Qudamah di dalam al-Mughni dari pendapat Imam Ahmad yang memilih cara seperti ini pada saat timbul kerancuan dalam menentukan awal bulan.
2. Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Maryolitas hadits menunjukkan cara seperti ini, sebagaimana yang telah tersampaikan di atas.
3. Berpuasa dua hari, yaitu pada tanggal 9 dan 10 atau 10 dan 11 Muharram.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas, "Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum atau sehari setelahnya." (Hadits shahih secara mauquf sebagaimana dalam as-Sunan al-Ma'tsurah, asy-Syafi'i, no. 338 dan Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar, 1/218).
Ibnu Rajab berkata, "Dalam sebagian riwayat disebutakan "atau sesudahnya", maka kata "atau" di sini mungkin merupakan keraguan rawi atau memang menunjukkan kebolehan..."(Lihat, Lathaiful Ma'arif, hal. 49)
ar-Rafi' berkata, "Berdasarkan ini, seandainya tidak berpuasa pada tanggal 9 maka dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 11 Muharram." (Lihat, at-Talhish al-Habir, 2/213)
4. Berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.
al-Hafidz berkata, " Puasa 'Asyura mempunyai tiga tingkatan, yang terendah berpuasa sehari saja, tingkatan di atasnya ditambah puasa tanggal 9 dan tingkatan berikutnya ditambah puasa tanggal 9 dan 11 Muharram. Wallahu a'lam.
Hari Bersejarah bulan Muharram
Hijriah Hari hari bersejarah bulan MUHARRAM
01 Muharram
Tahun Baru Hijriah
Battle of Dhatal Ruqqa' and the revelation of the verse of Salaatul Khawf in 6 AH
02 Muharram Imam Husain [A.S.] tiba di Karbala
03 Muharram Istishad Imam Husain [A.S.]
04 Muharram
Tenda Imam Hussain [A.S.] dipindah dekat Sungai Euphrates
Nabi Musa [A.S.] menyebrangi sungai Nil dan Firaun berserta pasukannya tenggelam
06 Muharram 40.000 pasukan Yazid Laknatullah tiba di Karbala
07 Muharram Jalan menuju sungai Euphrates diblokir oleh pasukan Yazid Laknatullah
09 Muharram Yaumul Tasu'a: Rombongan Imam Hussain [A.S.] dikepung oleh musuh / Malam Asyura
10 Muharram Hari Asyura / Syahidnya Imam Husain [A.S.] - 61H termasuk pembantaian seluruh keluarga & pengikut rombongan oleh pasukan Yazid Laknatullah
Menurut sumber sumber lainnya pada tanggal 10 Muharram juga telah berlaku :
- Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
- Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
- Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dr perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama 6 bulan.
- Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
- Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
- Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
- Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah.
- Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
- Nabi Yunus selamat keluar setelah berada di dalam perut ikan paus selama 40 hari 40 malam.
- Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.
- Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
- Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar.
- Hari pertama Allah menciptakan alam.
- Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
- Hari pertama Allah menurunkan hujan.
- Allah menjadikan 'Arasy.
- Allah menjadikan Luh Mahfuz.
- Allah menjadikan alam.
- Allah menjadikan Malaikat Jibril.
- Nabi Isa diangkat ke langit.
11 Muharram
Wafat of Adam Safiyyullah [A.S.]
Hanya 3 orang keluarga Rasulullah SAW yang tersisa hidup yakni :
1. Siti Zainab bin Ali
2. Ummu Kulsum bin Muhamad (anak)
3. Imam Ali Zayn Al-Abidin bin Husein [A.S.]
beserta beberapa orang lainnya ditawan dan dirantai dibawa ke Kufah dan Damascus ( Ass Shams ) sebagai tawanan untuk dihadapkan ke Yazid Laknatullah yang saat itu menjadi khalifah menggantikan ayahnya Muawiyah. Dan yang paling mengerikan adalah para pasukan Yazid Laknatullah juga membawa penggalan Kepala Imam Hussain [A.S.]
12 Muharram Rombongan Ahlul Bait [A.S.] yang menjadi tawanan Yazid Laknatullah tiba di Kufah
13 Muharram Setelah dipertontonkan kepada Gubernur Kufah, seluruh mayat Ahlul Bait [A.S.] termasuk penggalan kepala Imam Husain [A.S.] dikubur di Kufah
16 Muharram Perubahan Kiblat dari Baitul Maqdis (Al Aqsho di Palestina) ke Baitul Ka'bah di Mekkah tahun 2 H ( berdasarkan sumber lain tanggal 17 Muharram )
17 Muharram Peristiwa pemusnahan pasukan Abraha yang ingin menghancurkan Ka'bah sebagai hukuman dari Allah SWT.
25 Muharram Syahidnya Imam Ali Zainal Abidin as - 95H
Peristiwa Penting lain nya pada Bulan Muharram : Perang Karbala
Nabi Muhammad adalah penutup nabi nabi ( Al Amin ), beliau adalah Rasul Mulia yang diberikan kedudukan tinggi oleh Allah SWT sebagaimana banyak ditemui Di Al Quran yang mulia yang diantaranya adalah :
* QS Ali Imron - 031. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
* QS 21 Al-anbiya - 107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
* QS 33 Al-Ahzab - 021 : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
* QS 33 Al-Ahzab - 040. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
dan sebuah ayat lainnya yang sangat dikenal luas yang dikenal sebagai ummul Sholawat yakni :
QS 33 Al-Ahzab - 056. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
Dari uraian ayat ayat tersebut diatas menunjukkan betapa tingginya kemuliaan Rasulullah SAW dan kita umat Islam diwajibkan untuk ber sholawat yang maksudnya memberikan Penghormatan kepada beliau setinggi tingginya baik dalam bentuk :
1.
Sholawat Ucapan : melalui ucapan salam
2.
Sholawat Qolbu : Dalam bentuk kecintaan kepada baliau
3.
Sholawat Amal : Dalam bentuk amal ibadah Melakukan apa apa yang diwajibkan dan menjauhkan apa apa yang di haramkan Allah SWT sesuai yang beliau ajarkan yang ter refleksi dalam bentuk Ahlaqul Karimah pengikut Nabi Muhammad SAW. Satu ciri khas Ahlaqul Karimah yang patut di amalkan oleh setiap Mukmin adalah Amar Ma'ruf wa Nahi Mungkar.
4.
Sholawat Ahlul Bait : Nabi Muhammad selain sebagai manusia juga memiliki Istri - Anak, Cucu yang kita kenal sebagai Ahlul Bait, oleh karena itu masing masing kita umat Islam yang mengaku sebagai pengikut Muhammad SAW juga sewajarnya mengenal, menyayangi keluarga beliau, baik yang sudah tiada maupun yang masih ada.
5.
Sholawat Ilmu : Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi umat Islam khususnya Ilmu Agama, lalu dengan dan kepada siapa kita menuntut ilmu tersebut ?
Bulan Muharram - Hari mengenl Ahlul Bait
dan Mengenang Syahidnya Imam Husein A.S
Peristiwa Karbala dibulan Muharram
Hijriah Hari hari bersejarah bulan MUHARRAM
02 Muharram Imam Husain [A.S.] tiba di Karbala
03 Muharram Istishad Imam Husain [A.S.]
04 Muharram
Tenda Imam Hussain [A.S.] dipindah dekat Sungai Euphrates
06 Muharram 40.000 pasukan Yazid Laknatullah tiba di Karbala
07 Muharram Jalan menuju sungai Euphrates diblokir oleh pasukan Yazid Laknatullah
09 Muharram Yaumul Tasu'a: Rombongan Imam Hussain [A.S.] dikepung oleh musuh / Malam Asyura
10 Muharram Hari Asyura / Syahidnya Imam Husain [A.S.] - 61H termasuk pembantaian seluruh keluarga & pengikut rombongan oleh pasukan Yazid Laknatullah
11 Muharram
Hanya 3 orang keluarga Rasulullah SAW yang tersisa hidup yakni :
1. Siti Zainab bin Ali
2. Ummu Kulsum bin Muhamad (anak)
3. Imam Ali Zayn Al-Abidin bin Husein [A.S.]
beserta beberapa orang lainnya ditawan dan dirantai dibawa ke Kufah dan Damascus ( Ass Shams ) sebagai tawanan untuk dihadapkan ke Yazid Laknatullah yang saat itu menjadi khalifah menggantikan ayahnya Muawiyah. Dan yang paling mengerikan adalah para pasukan Yazid Laknatullah juga membawa penggalan Kepala Imam Hussain [A.S.]
12 Muharram Rombongan Ahlul Bait [A.S.] yang menjadi tawanan Yazid Laknatullah tiba di Kufah
13 Muharram Setelah dipertontonkan kepada Gubernur Kufah, seluruh mayat Ahlul Bait [A.S.] termasuk penggalan kepala Imam Husain [A.S.] dikubur di Kufah
Diluar kejadian penting hari bersejarah dibulan Muharaam, telah berlaku pula peristiwa yang sangat memilukan dibulan yang sama yakni tanggal 10 Muharram 61 H pada Peristiwa Perang Karbala yakni Pembantaian keluarga Rasulullah SAW / Ahlul Bait oleh pasukan Yazid Laknatullah.
80 orang terdiri dari 32 Prajurit berkuda dan 40 Pejalan Kaki plus 8 anggota keluarga anak-anak dan perempuan rombongan Al Husein yang mewakili keimanan dan keturunan yang mulia dan Sorga menghadapi empat batalyon 4.000 pasukan lengkap persenjataannya yang terlatih dan beringas bak serigala! dipimpin oleh Umar bin Saad panglima setia Ibnu Ziyad & Yazid Laknatullah mewakili kekuasaan duniawi dan Neraka.
Walaupun terkesan rombongan Al Husen dikeroyok, namun sebelum rombongan keluarga Rasulullah SAW dibantai, para syuhada telah berhasil membunuh ribuan pasukan Musuh Yazid Laknatullah.
Keluarga Al Husein yang Tewas Yang Selamat
1) Al Husein bin Ali dan 2) Al-Abbas bin Ali
3) Ali Al-Asghar bin Husein
4) Ali Al-Akbar bin Husein
5) Abdullah bin Hasan 1. Siti Zainab bin Ali
2. Ummu Kulsum bin Muhamad (anak)
3. Ali Zayn Al-Abidin bin Husein ( masih 6 tahun )
Saat itu Yazid Laknatullah menduduki posisi khalifah sebagai Amiril Mukminin menggantikan ayahnya Muawiyah yang juga telah membunuh Sayyidina Ali A.S.
Dengan kejadian pembantaian Karbala merefleksikan bahwa semakin jelas para musuh Islam yang dengan sengaja menghabiskan keluarga Rasulullah SAW yang pada dilanjutkan pasca tragedi Karbala, seluruh umat Islam diwajibkan melaknat dan mengkafirkan Sayidina Ali A.S dan seluruh keturunan dan pengikutnya diburu - dibunuh. Pada masa masa selanjutnya agama Islam mengalami masa kegelapan yang penuh dengan pertikaian dan perebutan kekuasaan.
Walhasil - masa masa gelap tersebut berhasil dihilangkan dengan munculnya seorang Khalifah bernama Imam Syafe'i yang berhasil menyatukan 2 kubu SYIAH vs Non SYIAH kedalam satu wadah yakni Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Salah satu ungkapan beliau yang terkenal adalah :
In kaana rofdlonhubbu ila Muhammadin - Fal yasyahadisy syaqolanu inni rofdiyyi
artinya : Jika saya akan dituduh orang Syi'ah karena saya mencintai keluarga Muhammad, maka saksikanlah olehseluruh manusia dan jin bahwa saya ini adalah penganut Syi'ah
Perayaan Asy-syura hari mengenang Ahlul Bait
Sebentar lagi kita akan melihat spanduk spanduk / brosur brosur di beberapa tempat, mesjid untuk "MEMPERINGATI HARI ASY-SYURA , MEMPERINGATI PENGORBANAN IMAM HUSSEIN . DAN PARA SYUHADA KARBALA" yang akan jatuh tanggal 10 Muharram atau 19 Februari 2005 yad.
Peristiwa 10 Muharram tahun 61 H adalah Peristiwa Besar yang wajib dikenang dan dikhayati maknanya oleh seluruh umat Islam, dan merupakan Hari Asyura yang bisa disejajarkan dengan peristiwa Asyura lainnya yang juga terjadi tanggal 10 Muharram sbb :
Menurut sumber sumber lainnya pada tanggal 10 Muharram juga telah berlaku :
- Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
- Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
- Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dr perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama 6 bulan.
- Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
- Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
- Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
- Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah.
- Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
- Nabi Yunus selamat keluar setelah berada di dalam perut ikan paus selama 40 hari 40 malam.
- Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.
- Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
- Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar.
- Hari pertama Allah menciptakan alam.
- Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
- Hari pertama Allah menurunkan hujan.
- Allah menjadikan 'Arasy.
- Allah menjadikan Luh Mahfuz.
- Allah menjadikan alam.
- Allah menjadikan Malaikat Jibril.
- Nabi Isa diangkat ke langit.
Namun sayangnya tidak semua umat Islam memperingati hari bersejarah tersebut karena sebagian umat Islam sudah menjadi korban dikotomi Sunni - Syiah, peringatan 10 Muharram / Asyura sudah diberikan stempel sebagai peringatan orang orang sesat Syiah lalu peringatan apa saja yang telah dilakukan oleh golongan non Syiah ? untuk mengenang Syahidnya Imam Husein ?
Oleh karenanya penulis mengajak saudara saudara Muslim - janganlah kita terjebak dikotomi Sunni - Syiah, namun sebaliknya TIDAKLAH SALAH dan bahkan DAPAT DIKATAKAN WAJIB bagi kita mengenang Syahidnya Imam Husein mengingat beliau adalah cucu kesayangan Rasulullah SAW dan beliau wafat dalam keadaan Beriman Penuh kepada Allah SWT & Sunnah Rasulullah SAW ( kakek beliau sendiri ).
Tidak perlu kita terjebak dengan tuduhan tuduhan Bid'ah, haram dll sebagainya yang semakin menjauhkan diri kita saja dari jalan menuju kecintaan kita kepada Rasulullah SAWW. Bukankah kita mengharapkan syafaat beliau ??
Wabillahi Taufiq wal Hidayah, semoga tulisan saya ini bermanfaat
Wassalamu'alaikum wr wb
Gresik, 29 Nov 2011
Miftakhuddin, S.A
Seorang hamba sahaya yang sangat mengharapkan syafaatnya Rasulullah SAW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar